Dalam mendirikan perusahaan di Indonesia, salah satu langkah penting yang tidak boleh diabaikan adalah pemilihan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). KBLI merupakan kode yang mengkategorikan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, sesuai dengan Peraturan Badan Pusat Statistik (BPS). Pemilihan KBLI yang tepat tidak hanya berpengaruh terhadap legalitas usaha, tetapi juga dapat menentukan izin operasional serta potensi insentif pajak yang bisa diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku usaha untuk memahami cara memilih KBLI yang sesuai dengan jenis usaha mereka.
Tips Memilih KBLI
1. Pahami Jenis Usaha yang Dijalankan
Sebelum memilih KBLI, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami secara mendalam bidang usaha yang akan dijalankan. Perusahaan harus memastikan bahwa aktivitas bisnis mereka sesuai dengan kode KBLI yang tersedia. Misalnya, jika perusahaan bergerak di bidang e-commerce, maka KBLI yang dipilih harus relevan dengan aktivitas perdagangan elektronik, seperti KBLI 47911 (Perdagangan Eceran Melalui Media untuk Berbagai Barang). Jika perusahaan berencana melakukan ekspansi ke bidang lain, perlu dipertimbangkan apakah KBLI tambahan perlu dimasukkan ke dalam Anggaran Dasar.
2. Gunakan Panduan KBLI Terbaru
Badan Pusat Statistik (BPS) secara berkala memperbarui daftar KBLI untuk menyesuaikan dengan perkembangan industri dan regulasi. Oleh karena itu, pelaku usaha harus merujuk pada KBLI terbaru, seperti KBLI 2020 yang saat ini menjadi acuan resmi di Indonesia. Pemilihan KBLI yang tidak sesuai dengan versi terbaru dapat berisiko menimbulkan kendala administratif, termasuk penolakan dalam pengajuan izin usaha atau Nomor Induk Berusaha (NIB).
3. Sesuaikan dengan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (OSS-RBA)
Sejak diterapkannya sistem Online Single Submission Risk-Based Approach (OSS-RBA), setiap KBLI memiliki tingkat risiko yang berbeda yang menentukan jenis perizinan yang harus diperoleh. Sebagai contoh:
a. Usaha berisiko rendah hanya memerlukan NIB tanpa izin tambahan.
b. Usaha berisiko menengah membutuhkan verifikasi dan izin standar.
c. Usaha berisiko tinggi memerlukan izin lingkungan dan izin operasional lainnya.
Dengan memahami sistem OSS-RBA, perusahaan dapat memilih KBLI yang sesuai dengan tingkat risiko usaha dan menyiapkan dokumen perizinan yang dibutuhkan.
4. Pilih KBLI yang Fleksibel untuk Ekspansi Bisnis
Banyak pelaku usaha hanya memilih KBLI berdasarkan kebutuhan awal tanpa mempertimbangkan potensi ekspansi di masa depan. Sebaiknya, pilihlah KBLI yang memiliki cakupan luas atau tambahkan beberapa KBLI yang berkaitan agar bisnis tetap fleksibel tanpa perlu melakukan perubahan Anggaran Dasar di kemudian hari. Namun, perusahaan juga harus memastikan bahwa KBLI yang dipilih tetap relevan dengan rencana bisnis dan tidak terlalu umum sehingga bisa mempersulit proses perizinan tertentu.
5. Hindari KBLI yang Bertentangan dengan Regulasi
Beberapa jenis usaha memiliki regulasi khusus yang membatasi atau melarang aktivitas tertentu. Misalnya, usaha di sektor keuangan atau kesehatan sering kali memiliki ketentuan khusus dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu, sebelum menetapkan KBLI, perusahaan harus memastikan bahwa kode KBLI yang dipilih tidak bertentangan dengan regulasi yang berlaku agar tidak mengalami kendala hukum di kemudian hari.
6. Konsultasikan dengan Ahli atau Konsultan Hukum
Jika masih bingung dalam menentukan KBLI yang tepat, perusahaan disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli hukum atau konsultan bisnis yang berpengalaman. Konsultan dapat membantu dalam menafsirkan KBLI yang paling sesuai dengan rencana bisnis perusahaan serta memastikan bahwa pemilihan KBLI mendukung kebutuhan perizinan usaha dan kepatuhan hukum yang berlaku.
Baca Juga : KBLI Single Purpose, Bolehkah Melakukan Kegiatan Usaha Lain?
Kesimpulan
Tips Memilih KBLI yang tepat merupakan langkah krusial dalam mendirikan dan mengelola usaha di Indonesia. Dengan memahami jenis usaha, menggunakan KBLI terbaru, menyesuaikan dengan OSS-RBA, serta mempertimbangkan fleksibilitas dan kepatuhan regulasi, pelaku usaha dapat menghindari hambatan administratif dan hukum di masa depan. Jika diperlukan, berkonsultasilah dengan ahli untuk memastikan pilihan KBLI yang paling sesuai dengan model bisnis Anda. Dengan pemilihan KBLI yang tepat, perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang di pasar yang kompetitif.