– Pemulihan ekonomi Indonesia diyakini akan terus berlangsung di tengah intaian Pandemi Covid-19. Pemerintah bahkan cukup pede mematok pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Menutup perdagangan bursa akhir tahun lalu, dia menyebut upaya pemerintah mengendalikan pandemi akan menjadi kunci pemulihan ekonomi. “InsyaAllah pertumbuhan ekonomi bisa didorong 5,2%,”. Pemerintah terus mendorong perekonomian melalui alokasi dana dari program penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Salah satu imbasnya adalah membaiknya daya beli masyarakat.
Pulihnya daya beli masyarakat diyakini akan menjadi booster kebangkitan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM Tahun 2019, jumlah usaha mikro mencapai 98,7% dari UMKM di Indonesia dan berkontribusi terhadap penyerapan 109,84 juta tenaga kerja atau 89,04% dari total tenaga kerja dan menyumbang 37,35% dari PDB. Kontribusi usaha mikro yang sangat besar tersebut sayangnya belum dibarengi dengan akses terhadap pembiayaan pada sektor keuangan formal.
Data menunjukkan bahwa dari 57 juta usaha ultra mikro (UMi), masih terdapat 45 juta yang memerlukan tambahan pembiayaan, di mana 30 juta di antaranya belum mendapatkan akses keuangan formal. Rendahnya akses UMi terhadap keuangan formal disebabkan oleh masih rendahnya literasi keuangan pelaku UMi. Hal ini sesuai dengan survei Bank Dunia yang melakukan survei terhadap pelaku UMKM terhadap akses pembiayaan, menunjukkan bahwa 61% pelaku usaha UMKM tidak mendapatkan informasi mengenai program pembiayaan maupun bantuan dari pemerintah.
Untuk Laporan Perpajakan dan Keuangan anda hanya melalui Hive Five.