Saat kita akan mendirikan usaha atau mengurus legalitas perusahaan, sering muncul pertanyaan: “KBLI mana yang tepat untuk bisnis saya?” Pemilihan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha) yang akurat bukan sekadar formalitas — tetapi berhubungan langsung dengan jenis izin usaha, klasifikasi risiko, pajak, dan persyaratan regulasi lainnya.
Di artikel ini, Hivefive akan membimbing Anda langkah demi langkah untuk menentukan KBLI yang sesuai untuk bisnis Anda. Panduan ini berdasarkan regulasi terkini dan praktik terbaik yang sering dijumpai di lapangan.
Apa Itu KBLI & Dasar Hukumnya
KBLI adalah sistem klasifikasi kegiatan usaha di Indonesia, yang disusun oleh BPS sebagai standar nasional agar jenis usaha dapat dikategorikan secara konsisten. KBLI digunakan sebagai acuan legal dan administratif, seperti dalam permohonan NIB / OSS, izin usaha, dan dokumen perpajakan.
Dasar hukumnya adalah Peraturan BPS Nomor 2 Tahun 2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha, yang menggantikan versi sebelumnya. Dengan regulasi terbaru ini, jumlah kode KBLI menjadi lebih banyak dan lebih terperinci.
Kategori KBLI 2020: Struktur Klasifikasi
KBLI 2020 memiliki struktur berjenjang dari level besar ke level spesifik:
- Kategori (kode huruf, A sampai U) — klasifikasi makro seperti “Pertanian”, “Industri”, “Informasi & Komunikasi”, dll.
- Golongan Pokok (2 digit) — pembagian di dalam setiap kategori.
- Golongan (3 digit) — subdivisi dari golongan pokok.
- Subgolongan (4 digit) — semakin spesifik.
- Kelompok / Rincian (5 digit) — kode paling spesifik yang mewakili aktivitas usaha yang detail.
Contoh: Jika bisnis Anda adalah usaha konstruksi ringan, maka Anda bisa masuk kategori “F (Konstruksi)”, kemudian turun ke kode 41 (konstruksi gedung), lalu menerus ke 410 (konstruksi gedung umum) dan akhirnya ke kode spesifik 5 digit sesuai jenis pekerjaan (misalnya pembangunan bangunan kecil, renovasi, dsb).
Fungsi dan Manfaat KBLI
Menentukan KBLI dengan tepat sangat penting karena berpengaruh langsung ke:
- Izin usaha & legalitas — beberapa izin mensyaratkan jenis KBLI tertentu.
- Klasifikasi risiko usaha — jenis usaha yang “berisiko tinggi” sering diperlakukan berbeda dalam OSS / regulasi.
- Profil usaha / klasifikasi statistik — data usaha Anda digunakan dalam laporan bisnis, data publik, dan analisis oleh pemerintah / lembaga survei.
- Perijinan investasi / pengadaan — beberapa tender atau pengadaan barang/jasa mewajibkan pendaftar memiliki KBLI tertentu.
- Kepastian hukum & audit — kesalahan KBLI bisa berpotensi sanksi atau penolakan dokumen usaha.
Langkah Praktis Menentukan KBLI yang Tepat
Berikut metodologi yang bisa Anda ikuti (dan tim Hivefive bisa bantu jika Anda butuh konsultasi langsung):
1. Pahami bidang utama usaha Anda
Mulailah dari gambaran luas: apakah usaha Anda di bidang produksi, jasa, teknologi, perdagangan, kesehatan, dll? Ini akan membantu memilih kategori (huruf A–U).
2. Cermati aktivitas inti dan produk/jasa Anda
Misalnya Anda menjual e-commerce + menyediakan layanan logistik kecil → bisa berada di kategori “Perdagangan (G)” atau “Transport & Pergudangan (H)” tergantung bagian aktivitas utama.
3. Telusuri kode turunannya (2–5 digit)
Setelah kategori ditetapkan, buka tabel KBLI 2020 dan telusuri golongan pokok → golongan → subgolongan → kelompok. Pilih kode yang paling mendekati jenis usaha Anda.
4. Jika tidak ada kode yang tepat, pilih yang paling relevan
Bukan hal yang aneh jika usaha baru Anda tidak secara presisi masuk ke kode manapun — dalam hal ini pilihlah kode yang secara makna paling mendekati aktivitas usaha Anda (misalnya sektor jasa baru, teknologi khusus).
5. Validasi dengan regulasi terkait & OSS
Setelah memilih satu atau beberapa kandidat kode, cek persyaratan perizinan yang berlaku (OSS / lembaga terkait). Pastikan kode tersebut diakui dan tidak menimbulkan konflik izin.
6. Konsultasikan jika ragu
Untuk usaha dengan model kompleks (misalnya startup teknologi, kombinasi produk + jasa, usaha lintas sektor), sangat disarankan menggunakan jasa konsultan legal / bisnis — seperti yang disediakan oleh Hivefive — agar pemilihan KBLI tidak keliru.
Contoh Kasus Praktis
- Startup SaaS / aplikasi digital
- Kategori: J (Informasi & Komunikasi)
- Kemudian turun ke sub-kode perangkat lunak, pengembangan sistem, layanan teknologi informasi.
- Pilih kode 5 digit yang mendekati jenis software atau layanan cloud Anda.
- Usaha F&B & restoran kecil
- Kategori I (Penyediaan Makan & Minum)
- Golongan pokok / sub-kode sesuai jenis layanan (restoran, katering, warung)
- Pastikan aspek layanan, produksi, distribusi (jika ada) juga diperhitungkan — bisa ada lebih dari satu KBLI (utama dan tambahan).
- Konsultan pemasaran digital
- Kategori M (Aktivitas Profesional, Ilmiah & Teknis)
- Subkode konsultansi, iklan, pemasaran digital, jasa iklan media daring, dll.
Tips Agar KBLI Anda Lebih “SEO-Friendly” di Kalangan Pencari Informasi Legal
- Gunakan kata kunci seperti “KBLI 2020”, “cara menentukan KBLI”, “kode usaha 5 digit” dalam judul dan subjudul (seperti tulisan ini).
- Sertakan contoh (studi kasus) agar lebih spesifik dan menarik.
- Sisipkan daftar (bullet) agar mudah dibaca.
- Buat internal link ke konten terkait (misalnya: artikel tentang izin usaha, startup, layanan konsultasi Hivefive).
- Perbarui secara berkala jika ada perubahan regulasi KBLI / OSS.
Kesimpulan
Menentukan KBLI yang tepat bukanlah proses sepele — kesalahan kecil bisa berdampak pada izin usaha, legalitas, atau bahkan sanksi administratif. Dengan memahami struktur KBLI 2020, mengikuti langkah sistematis memilih kode, dan bila perlu berkonsultasi dengan profesional, Anda dapat memastikan usaha Anda berjalan sesuai regulasi.
Hivefive siap membantu Anda (jika Anda merupakan pengunjung / klien kami) dalam proses ini: dari pemilihan KBLI, pengurusan dokumen OSS/NIB, hingga konsultasi legal penuh.