Dalam urusan hukum dan properti, dua profesi yang sering terdengar namun kerap disalahartikan adalah Notaris dan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). Banyak orang mengira keduanya sama, padahal ada perbedaan mendasar dari sisi kewenangan, fungsi, hingga ruang lingkup pekerjaannya.
Memahami apa perbedaan notaris dan PPAT sangat penting, terutama bagi Anda yang sedang mengurus pendirian badan usaha, perjanjian hukum, atau transaksi jual beli tanah.
Perbedaan Notaris dan PPAT
Notaris: Pembuat Akta Otentik untuk Urusan Perdata
Siapa Itu Notaris?
Notaris adalah pejabat umum yang ditunjuk oleh negara untuk membuat akta otentik, yaitu dokumen hukum yang memiliki kekuatan pembuktian tertinggi. Akta yang dibuat oleh notaris dianggap sah dan mengikat secara hukum.
Kewenangan Notaris
Notaris berwenang menyusun berbagai dokumen hukum yang bersifat perdata, seperti:
a. Akta pendirian PT dan badan hukum lainnya.
b. Perjanjian kerja sama antara dua pihak atau lebih.
c. Akta pisah harta untuk keperluan pranikah atau perceraian.
d. Legalisasi dokumen untuk keperluan hukum domestik maupun internasional.
e. Surat kuasa otentik, pernyataan, dan wasiat.
Notaris juga sering berperan dalam menjaga keamanan transaksi hukum dan menjamin bahwa semua pihak memahami dan menyetujui isi perjanjian yang dibuat.
PPAT: Pejabat Khusus untuk Akta Tanah dan Bangunan
Apa Itu PPAT?
PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) adalah pejabat yang diberikan kewenangan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk membuat akta-akta terkait peralihan hak atas tanah dan bangunan. Dalam praktiknya, PPAT sering juga berprofesi sebagai notaris, namun tidak semua PPAT otomatis menjadi notaris.
Kewenangan PPAT
PPAT hanya menangani urusan pertanahan dan bangunan, seperti:
a. Akta jual beli tanah dan rumah.
b. Akta hibah tanah antar anggota keluarga.
c. Akta waris tanah yang digunakan sebagai dasar balik nama sertifikat.
d. Akta tukar-menukar, penggabungan, dan pembagian hak atas tanah.
Setiap akta yang dibuat oleh PPAT akan menjadi dasar hukum dalam proses balik nama sertifikat hak milik di BPN.
Notaris Bisa Menjadi PPAT, Tapi Tidak Semua PPAT adalah Notaris
Salah satu hal yang membuat masyarakat bingung adalah kenyataan bahwa seorang notaris bisa merangkap sebagai PPAT. Artinya, satu orang bisa menjalankan dua fungsi sekaligus, selama memenuhi syarat dan telah diangkat secara resmi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
Namun, tidak semua PPAT adalah notaris. Ada PPAT yang diangkat khusus tanpa memiliki jabatan notaris, terutama di daerah yang belum banyak memiliki pejabat notaris.
Kapan Harus ke Notaris dan Kapan Harus ke PPAT?
Hubungi Notaris Jika Anda:
a. Akan mendirikan perusahaan atau yayasan.
b. Ingin membuat perjanjian hukum antara dua pihak.
c. Membutuhkan akta otentik selain urusan pertanahan.
d. Mengurus legalisasi dokumen penting.
Hubungi PPAT Jika Anda:
a. Ingin membeli atau menjual tanah dan bangunan.
b. Ingin menghibahkan atau mewariskan tanah kepada keluarga.
c. Mengurus proses balik nama sertifikat tanah.
Hive Five: Mitra Profesional untuk Urusan Legal dan Perizinan
Masih bingung memilih antara notaris atau PPAT? Jangan khawatir. Hive Five hadir untuk membantu Anda mengurus seluruh kebutuhan legal usaha maupun properti, mulai dari pendirian PT, pembuatan perjanjian, hingga urusan pertanahan yang melibatkan PPAT. Dengan jaringan profesional hukum terpercaya, Hive Five memastikan seluruh proses Anda berjalan legal, efisien, dan tanpa kerumitan.
Kesimpulan
Apa perbedaan notaris dan PPAT? Singkatnya:
a. Notaris menangani akta otentik untuk urusan perdata secara umum.
b. PPAT menangani akta peralihan hak atas tanah dan bangunan.
Mengetahui siapa yang harus Anda hubungi akan mempercepat proses hukum yang Anda jalani dan menghindarkan Anda dari kesalahan administratif. Ingin mengurus legalitas usaha atau transaksi properti dengan aman dan terpercaya? Percayakan pada Hive Five.