Dalam mendirikan perusahaan di Indonesia, banyak orang hanya berfokus pada hal-hal seperti modal, akta pendirian, atau nama perusahaan. Namun, ada satu aspek penting yang sering kali luput diperhatikan, yaitu pemilihan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia). KBLI bukan sekadar kode angka yang dicantumkan dalam dokumen, tetapi fondasi hukum yang menentukan bidang usaha apa saja yang boleh dijalankan oleh perusahaan.
Di sinilah muncul konsep Single Purpose Business — prinsip yang mendorong setiap badan usaha untuk memiliki satu fokus kegiatan usaha yang spesifik dan jelas. Prinsip ini semakin relevan sejak pemerintah menerapkan sistem OSS RBA (Online Single Submission Risk Based Approach), di mana setiap kegiatan usaha diklasifikasikan berdasarkan tingkat risiko dan kesesuaiannya dengan KBLI.
Apa Itu Single Purpose Business?
Single Purpose Business dapat diartikan sebagai entitas usaha yang memiliki satu tujuan utama dan satu jenis kegiatan usaha yang spesifik. Artinya, perusahaan sebaiknya hanya menjalankan kegiatan yang saling berkaitan secara logis dan legal.
Sebagai contoh, sebuah PT yang didirikan dengan tujuan utama perdagangan besar bahan bangunan sebaiknya tidak sekaligus menjalankan usaha di bidang kuliner atau jasa konsultasi bisnis. Meskipun secara teknis mungkin dilakukan, kombinasi kegiatan tersebut dapat menimbulkan masalah dalam izin OSS karena dianggap tidak saling terkait.
Dengan menerapkan konsep ini, perusahaan dapat memiliki struktur usaha yang fokus, jelas, dan lebih mudah dikelola — baik dari sisi hukum, pajak, maupun administrasi.
Dasar Hukum dan Peran KBLI
KBLI berfungsi sebagai panduan pemerintah dalam menentukan:
- Jenis kegiatan usaha yang sah dan diakui.
- Jenis izin yang harus dimiliki oleh perusahaan.
- Risiko kegiatan usaha yang memengaruhi perizinan OSS RBA.
Ketika sebuah perusahaan menerapkan prinsip Single Purpose Business, proses perizinannya akan lebih cepat dan transparan. Hal ini karena semua data di OSS, AHU, dan dokumen lainnya menggambarkan kegiatan yang selaras.
Selain itu, perusahaan juga dapat menghindari potensi pelanggaran administratif akibat pencantuman KBLI yang tidak relevan dengan kegiatan sebenarnya.
Mengapa Single Purpose Business Menjadi Penting?
Sebelum adanya OSS RBA, banyak perusahaan mendaftarkan berbagai macam kegiatan usaha sekaligus dalam satu akta — bahkan bisa mencapai 10 KBLI berbeda. Praktik ini umum dilakukan karena dianggap memberi fleksibilitas lebih luas. Namun, seiring dengan sistem digitalisasi perizinan, pendekatan ini justru menimbulkan masalah.
OSS kini menilai setiap kegiatan berdasarkan tingkat risikonya. Jika sebuah PT memiliki kegiatan yang tidak berhubungan (misalnya perdagangan pakaian dan layanan keuangan), sistem dapat menolak pengajuan izin atau meminta revisi.
Ada tiga alasan utama mengapa konsep Single Purpose Business semakin penting:
- Efisiensi administratif. Proses izin usaha dan NIB menjadi lebih cepat karena hanya satu bidang yang diproses.
- Kepastian hukum. Pemerintah dan lembaga pengawas lebih mudah memverifikasi kegiatan usaha.
- Kredibilitas bisnis. Investor dan mitra usaha lebih percaya pada entitas dengan fokus usaha yang jelas dan konsisten.
Contoh Kasus: PT Multi-Usaha vs Single Purpose
Misalkan ada dua perusahaan:
- PT Alpha Mandiri memiliki KBLI di bidang perdagangan komputer, jasa desain interior, dan kuliner.
- PT Beta Solusi Digital hanya memiliki KBLI 62010 (aktivitas pemrograman komputer).
Dalam sistem OSS, PT Alpha Mandiri akan menghadapi proses perizinan yang lebih rumit karena kombinasi KBLI-nya mencakup sektor dengan risiko berbeda. Sebaliknya, PT Beta Solusi Digital akan lebih mudah memperoleh izin karena kegiatan usahanya fokus dan tidak tumpang tindih.
Pemerintah mendorong perusahaan untuk memiliki kegiatan usaha yang relevan dan tidak terlalu beragam agar pengawasan dan pengelolaan izin menjadi lebih efisien.
Bagaimana Jika Perusahaan Ingin Menambah Kegiatan Usaha?
Menambah kegiatan usaha bukan hal yang dilarang, tetapi ada prosedur hukum yang harus diikuti. Perusahaan harus:
- Melakukan perubahan Anggaran Dasar (AD) melalui notaris.
- Melaporkan perubahan tersebut ke Kemenkumham melalui sistem AHU.
- Memperbarui data di OSS RBA agar KBLI baru tercatat dan izin usaha diperbarui.
Namun perlu dicatat, tidak semua kombinasi KBLI dapat diterima. Kegiatan yang saling bertentangan atau berada di sektor dengan pengawasan berbeda bisa menimbulkan kendala perizinan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menambah bidang usaha baru.
Hubungan Single Purpose Business dengan OSS RBA
OSS RBA (Risk Based Approach) merupakan sistem yang menilai risiko suatu kegiatan usaha untuk menentukan jenis izin yang diperlukan. Prinsip Single Purpose Business membantu perusahaan agar kegiatan usahanya mudah diklasifikasikan dan risiko perizinannya bisa dinilai dengan tepat.
Perusahaan yang mematuhi konsep ini akan memperoleh beberapa keuntungan:
- Proses penerbitan NIB dan izin usaha menjadi lebih cepat.
- Risiko penolakan atau revisi izin berkurang.
- Kemudahan dalam pelaporan pajak dan pelaksanaan kewajiban usaha.
Selain itu, perusahaan dengan kegiatan yang fokus juga lebih mudah memperoleh sertifikasi seperti SNI, halal, atau izin edar BPOM, karena setiap kegiatan usaha memiliki standar pengawasan yang berbeda.
Dampak Positif bagi Investor dan Reputasi Perusahaan
Investor, baik lokal maupun asing, lebih menyukai perusahaan yang memiliki struktur usaha yang jelas. Perusahaan dengan satu fokus kegiatan dinilai lebih transparan, mudah diaudit, dan memiliki potensi pertumbuhan yang terarah.
Selain itu, laporan keuangan perusahaan juga akan lebih mudah disusun karena tidak bercampur antara berbagai jenis kegiatan usaha. Hal ini meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata regulator dan mitra bisnis.
Langkah Praktis untuk Menerapkan Single Purpose Business
Bagi Anda yang sedang merencanakan pendirian perusahaan, berikut beberapa langkah praktis agar kegiatan usaha sesuai dengan prinsip Single Purpose Business:
- Tentukan fokus utama usaha. Pastikan Anda memahami sektor yang akan digeluti.
- Pilih KBLI yang paling relevan. Gunakan kode KBLI yang spesifik dan sesuai dengan rencana bisnis.
- Konsultasikan dengan ahli legal. Mintalah pendapat notaris atau konsultan legal untuk memastikan kesesuaian kode KBLI.
- Sinkronkan data antar sistem. Pastikan data di akta, AHU, dan OSS memiliki kesesuaian yang sempurna.
- Pertimbangkan entitas baru. Jika ingin memperluas ke bidang yang berbeda, pertimbangkan mendirikan perusahaan baru.
Dengan langkah-langkah tersebut, perusahaan Anda tidak hanya memiliki dasar hukum yang kuat, tetapi juga lebih efisien dalam operasional dan pelaporan.
Kesimpulan
Prinsip Single Purpose Business dalam KBLI adalah fondasi penting dalam membangun perusahaan yang legal, efisien, dan kredibel. Dengan fokus pada satu bidang usaha yang jelas, perusahaan akan lebih mudah memperoleh izin OSS, menghindari masalah hukum, dan meningkatkan kepercayaan investor.
Jika Anda ingin memastikan perusahaan Anda berdiri dengan legalitas yang kuat dan sesuai ketentuan KBLI terbaru, Hive Five siap membantu. Tim profesional kami dapat membantu Anda memilih KBLI yang tepat, menyiapkan akta pendirian, hingga mengurus perizinan OSS secara menyeluruh.
Dengan layanan terpadu Hive Five, proses pendirian dan legalisasi bisnis Anda akan menjadi lebih cepat, praktis, dan aman. Fokuslah pada mengembangkan bisnis, sementara urusan legal kami yang tangani.